Airlangga Hartarto: Golkar Berideologi Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan sanjungan kepada Associate Professor UNSW Sydney, David Reeve, yang menyusuri masa awal Golkar. Golkar disebut sudah muncul sejak 1920-an.


Golkar disusun dalam buah pemikiran Soekarno, Soepomo dan Ki Hajar Dewantoro pada era 1940-50-an, bahkan menjadi inspirasi pembentukan organisasi-organisasi golongan. Hal itu disampaikan saat membuka diskusi yang digelar Golkar Institute.


Ia menekankan, baik sebelum, saat dan setelah dipimpin Presiden Soeharto, Partai Golkar menjadi entitas yang bertransformasi sesuai dengan dinamika zaman. Bagi Airlangga, ini merupakan sesuatu yang cukup jarang dipahami secara utuh.


“Menurut David, Golongan Karya dilahirkan oleh Presiden Soekarno dengan nama Golongan Fungsional dan perjalanannya melalui tahapan-tahapan,” kata Airlangga, Selasa (28/3).

 


Airlangga menuturkan, Golkar terus bertransformasi pada era Akbar Tanjung menjadi Partai Golkar. Lalu, pada era kini bertransformasi digital dalam semua aspek, dan melakukan pelayanan publik sesuai dengan doktrin Partai Golkar karya kekaryaan.


Termasuk, lanjut Airlangga, melayani publik dari dua sektor paling penting untuk masa depan negara memasuki bonus demografi yaitu pendidikan dan kesehatan. Kedua itu disiapkan salah satunya melalui Golkar Institute dan Yellow Clinic.


“Golkar orientasinya kepada pemecahan masalah atau problem solving dan tentunya sebagai partai berideologi pembangunan, berideologi tengah,” ujar Airlangga.


Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily menuturkan, saat ini ada tantangan bagi Golkar untuk meraih simpati anak muda. Lalu, memposisikan kembali Golkar dalam konteks transformasi politik yang sedang dihadapi kini.


Ia menekankan, kehadiran Golkar Institute, salah satunya menempatkan Golkar jadi parpol yang mengedepankan karya kekaryaan. Maka itu, Golkar Institute memberikan pendidikan, meningkatkan kapasitas bidang pemerintahan dan kebijakan publik. “Memberikan perspektif seharusnya Golkar sebagai partai tengah di tengah transformasi politik,” kata Ace.



Sumber: Republika