Maraknya kejahatan digital juga disebabkan rendahnya kesadaran pengguna ruang digital mengenai keamanan digital. /ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Saat ini tengah ramai beredar kabar soal modus penipuan dengan menggunakan voice note. Kabar tersebut pertama kali dibagikan oleh seorang pengguna Twitter lewat unggahan di akun autobase @tanyakanrl pada 5 Juni.
Dalam unggahannya, pengguna tersebut membagikan tangkapan layar yang berisikan pesan bahwa seseorang ingin melakukan dropship dalam bentuk pembayaran tanpa uang tunai atau cashless dan meminta calon korban menanggapi voice note yang dikirim.
Lantas, apa yang akan terjadi jika kita benar-benar meng-klik pesan suara tersebut?
Humas Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sidoarjo yang juga Co-Founder WorkNessia.com Abdul Hamid Hasan menambahkan bahwa permasalahan yang ditimbulkan akibat kejahatan digital adalah hilangnya data pribadi maupun informasi yang sifatnya rahasia, kerusakan pada sistem perangkat, gangguan pada koneksi internet, maupun pelanggaran privasi dan keamanan online.
Menurut dia, maraknya kejahatan digital juga disebabkan rendahnya kesadaran pengguna ruang digital mengenai keamanan digital. Begitu juga masalah pada penegakan hukum atas kasus tersebut yang masih lemah. “Selain itu, dari sisi pelaku terdapat motif finansial atau keuangan lewat pencurian data digital,” kata dia.
Abdul menambahkan, agar terhindar dari kejahatan digital, pengguna harus memastikan bahwa aplikasi yang digunakan adalah aplikasi orisinil dan aman dari serangan malware. Cara lainnya adalah dengan rutin memperbarui aplikasi, termasuk mengunduh aplikasi dari sumber resmi yang terpercaya.
sumber : Antara
Sumber: Republika