Dolar AS Terlalu Kuat, Harga Emas Terus Turun

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO — Harga emas berjangka jatuh ke level terendahnya dalam lebih dari sebulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Ini memperpanjang penurunan untuk hari keenam berturut-turut setelah kerugian mingguan terburuknya dalam hampir dua bulan karena penguatan dolar AS terus menekan logam mulia tersebut.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada Desember di Divisi Comex New York Exchange tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 1.944,00 dolar AS per ounce setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.948,20 dolar AS dan terendah di 1.934,20 dolar AS.


Emas berjangka terpangkas 2,30 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.946,60 dolar AS pada Jumat (11/8/2023) setelah tergerus 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.948,90 dolar AS pada Kamis (10/8/2023) dan terpangkas 9,30 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.950,60 dolar AS pada Rabu (9/8/2023).


Penguatan terbaru dolar AS terhadap mata uang utama lainnya membebani harga emas pada Senin (14/8). Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,3 persen pada 103,19, merupakan level tertinggi sejak 6 Juli, menurut data FactSet.


“Emas terus menurun sejak pertengahan Juli dan tren bearish itu sepertinya belum berakhir karena raja dolar kembali,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA seperti dikutip oleh MarketWatch.


Moya dalam komentar email pada Senin (14/8/2023) mengatakan, pedagang emas mungkin memperkirakan untuk melihat beberapa aliran safe-haven datang ke arah emas. Akan tetapi, itu tidak terjadi karena pelemahan yuan memicu penguatan dolar terlalu banyak.


Yuan China jatuh ke level terlemah sejak November pada Senin (14/8/2023) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang sektor properti yang sarat utang. Yuan diperdagangkan pada 7,28 per dolar AS, melayang di level terlemah sejak awal November, menurut Dow Jones Market Data.


Kemungkinan kenaikan suku bunga lain dari Federal Reserve pada bulan September juga terus membebani harga emas ketika investor menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (16/8/2023).


Menurut analis pasar, dolar AS yang kuat dan prospek kenaikan suku bunga lagi pada bulan September mengirim harga emas mendekati 1.900 dolar AS. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan September merosot 3,50 sen atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 22,708 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Oktober berkurang 7,80 dolar AS atau 0,85 persen, menjadi menetap pada 906,80 dolar AS per ounce.

sumber : Antara



Sumber: Republika