BANTAN – Pemerintah Desa (Pemdes) Pambang Pesisir Kecamatan Bantan membentuk Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) serta pelatihan pengelolaan sampah dan ekoprint.
Posyantek sebagai wadah inovasi masyarakat dalam pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna di tingkat desa.

Pembentukan posyantek ini, dilakukan pada Selasa 7 Oktober 2025. Bertempat di aula pertemuan Desa Pambang Pesisir.
Dengan dihadiri sejumlah perangkat desa, perwakilan dari tokoh masyarakat, tokoh perempuan, kelompok tani, nelayan, pelaku UMKM, serta kader pemberdayaan masyarakat desa.
Dalam sambutan Pj. Kades diwakili Izhar mengatakan, Posyantek merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna yang efisien, ramah lingkungan dan sesuai kebutuhan lokal.
“Dengan adanya Posyantek ini, kami berharap masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi dan pendampingan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas serta nilai tambah hasil usaha mereka,”tambahnya.
Ketua panitia pelaksana Hasa menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat perlu dilakukan mengingat sumber daya yang ada di Desa Pambang Pesisir bisa diolah menjadi barang yang punya
nilai ekonomis untuk membantu keluarga.

“Kegiatan ini diikuti perwakilan dari tiga dusun yang ada di Desa Pambang Pesisir sebanyak 40 peserta,”jelasnya.
Melalui pelatihan pengelolaan sampah dan ekoprint ini, Haza berharap masyarakat dapat terus mengembangkan kreativitasnya, mengolah sumber daya alam secara berkelanjutan, dan memperkuat ekonomi desa melalui produk ramah lingkungan dan bernilai jual tinggi.
Pelatihan kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Lembaga Swadaya Masyarakat Bahtera Melayu Khairul Saleh.

Khairul menjelaskan Posyantek berfungsi sebagai pusat konsultasi dan inovasi masyarakat, yang menjembatani antara penemu atau inovator lokal dengan pengguna teknologi.
“Posyantek bukan hanya tempat penyebaran teknologi, tetapi juga wadah bagi masyarakat untuk berkreasi, menemukan, dan mengembangkan teknologi sesuai potensi lokal yang ada di desa ini,”tambah Atah Khairul.
Selanjutnya Atah juga mengajak masyarakat peduli melakukan pemilahan sampah dan juga membedakan antara sampah organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Atah Khairul menjelaskan, sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan diolah menjadi kompos rumah tangga atau kompos kolektif desa untuk kebutuhan pertanian.

Sementara, sampah anorganik seperti botol plastik dan kaleng dikumpulkan untuk kegiatan bank sampah atau daur ulang kreatif yang dikelola oleh kelompok masyarakat.
Kemudian, Tuti Sarinem dari Kelompok Tani Wanita Jaya Temiang Kecamatan Bandar Laksamana yang memberikan pendampingan teknis dalam membuat kain bermotif alami menggunakan daun, bunga, dan bahan pewarna alami.
“Kami mengajak masyarakat untuk menciptakan produk bernilai ekonomi dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita. Ekoprint bukan hanya karya seni, tapi juga peluang usaha baru yang ramah lingkungan.
Pelatihan ini meliputi materi teori dan praktik langsung, pengenalan teknik dasar ekoprint, pemilihan dan pengolahan bahan alami (daun, bunga, kulit kayu).
Berikutnya peserta diajarkan juga, tata cara proses pewarnaan dan pencetakan motif pada kain ,teknik pengeringan hingga finishing produk.#DISKOMINFOTIK.

Sumber: InformasiRiau.com