RSUD Bengkalis Sukses Tangani Pasien Pertama dengan Code Stroke

RSUD Bengkalis Sukses Tangani Pasien Pertama dengan Code Stroke

BENGKALIS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis terus berinovasi untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal kepada pasiennya. 

RSUD telah mencatat sejarah baru dengan keberhasilannya menangani pasien pertama melalui penerapan sistem Code Stroke. Hal ini juga menorehkan catatan sebagai RS Kabupaten pertama yang berhasil melakukan penanganan terapi trombolisis setelah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

Direktur RSUD Bengkalis diwakili Wakil Direktur Pelayanan Rita Pusta didampingi Ketua Tim Layanan Pengampuan Stroke dr. Nila Dwi Wati menjelaskan, RSUD Bengkalis telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Rumah Sakit Jejaring Pengampuan Pelayanan Stroke dengan strata madya dengan kemampuan melakukan pelayanan stroke berupa pelayanan trombolisis dan pelayanan intervensi vascular non bedah. 

Pasien bernama Ny. E, berusia 52 tahun 6 bulan, dirawat dari tanggal 10-14 Desember 2024 setelah mengalami serangan stroke dengan onset dua jam sebelum kedatangan ke rumah sakit. 

Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Ny. E menunjukkan gejala kelemahan pada anggota gerak kanan, bicara pelo, dan mulut mencong. Dengan skor ASPECT 8 dan NIHSS awal 11, pasien segera ditangani oleh dokter DPJP, Dr. Nila Dwi Wati, spesialis saraf RSUD Bengkalis.

Dalam waktu singkat, tim medis melakukan terapi trombolisis menggunakan rtPA dengan dosis bolus 4,5 mg diikuti infus 40,5 mg selama satu jam. Hasil penanganan menunjukkan perkembangan signifikan.

NIHSS menurun menjadi 9 dalam satu jam pasca-trombolisis, kemudian menjadi 2 dalam 24 jam, dan hanya 1 setelah 72 jam. Ny. Erna diperbolehkan pulang pada 14 Desember 2024 dalam kondisi tanpa keluhan, anggota gerak normal, dan bicara lancar.

Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya penerapan sistem Code Stroke atau “Code S” dalam penanganan pasien stroke. Menurut Dr. Nila Dwi Wati, Code S adalah protokol prioritas yang memastikan pasien stroke mendapatkan tindakan medis secepat mungkin dalam waktu golden period, yaitu 3-4,5 jam pertama sejak gejala muncul.

“Begitu pasien masuk dengan dugaan stroke, kami segera menanyakan waktu onset gejala. Jika masih dalam golden period, kami langsung mengaktifkan Code S untuk mempercepat penanganan,” jelas Dr. Nila.

Saat Code S diumumkan, seluruh tim medis RSUD Bengkalis bergerak cepat. Pasien mendapatkan pemeriksaan fisik dan pencitraan otak dengan CT Scan untuk menentukan jenis stroke, apakah iskemik atau hemoragik. Langkah ini memastikan terapi yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien.

“Sebagai RS Jejaring Pengampuan Stroke RSUD Bengkalis terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan stroke sesuai tingkat strata madya,” ungkap Rita.

Sosialisasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda stroke juga terus dilakukan. “Jika mendapati seseorang dengan tanda kelemahan satu sisi tubuh, bicara pelo, atau mulut mencong, segera bawa ke rumah sakit. Setiap detik sangat berharga,” imbau Dr. Nila Dwi Wati.

Keberhasilan penanganan pasien pertama Code Stroke ini membuktikan kesiapan RSUD Bengkalis dalam menghadapi kasus stroke dengan cepat dan efektif. Dengan penerapan sistem Code S, rumah sakit ini tidak hanya meningkatkan angka keberhasilan penyelamatan pasien tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat Bengkalis untuk mendapatkan penanganan medis berkualitas tinggi.

“Kami berharap masyarakat semakin peka terhadap gejala stroke dan segera mencari pertolongan medis. Dengan kerjasama antara rumah sakit dan masyarakat, kita dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa,” pungkas Rita.#DISKOMINFOTIK

Sumber: InformasiRiau.com